Powered By Blogger

Rabu, 14 April 2010

Wanita Solehah

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah s.w.t.

Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami

Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut:

1. Taat kepada Allah dan RasulNya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t. ?
- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga

2. Taat kepada suami
- Memelihara kewajipan terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
- Tidak cemberut di hadapan suami.
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah tangga


FAKTOR YANG MERENDAHKAN MARTABAT WANITA
---------------------------------------

Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam. Bukanlah faktor luar atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita.

Faktor-faktor tersebut ialah:

1) Lupa mengingat Allah

Kerana terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak, maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syetan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya.

Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-Jathiah, ayat 23: artinya:

" Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya."

Sabda Rasulullah s.a.w.: artinya:
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan." (Riwayat Tarmizi)

Mengingati Allah s.w.t. bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.

2) Mudah tertipu dengan keindahan dunia

Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syetan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda.
Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah s.w.t. hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit.

Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-An'am: artinya:

" Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah kamu berfikir."

3) Mudah terpedaya dengan syahwat
4) Lemah iman
5) Bersikap suka menunjuk-nunjuk.

Ad-dunya mata' , khoirul mata' al mar'atus sholich
Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah Wanita sholihah.

Senin, 05 April 2010

Budi Pekerti

1. Budi pekerti yang mulia ada sepuluh: dermawan, malu, jujur, menyampaikan amanat, rendah hati (tawadhu), cemburu, berani, santun, sabar, dan syukur.

1. Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi: (pertama), tidak diketahui orang pemberani kecuali dalam situasi perang. (Kedua), tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika sedang marah. (Ketiga), tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika (temannya) sedang butuh.
2. Janganlah sekali-kali engkau menjadi orang yang keburukannya lebih kuat daripada kebaikannya, kekikirannya lebih kuat daripada kedermawanannya, dan kekurangannya lebih kuat daripada kebajikannya.
3. Pandanglah buruk pada dirimu apa yang engkau pandang buruk pada selainmu.
4. Semulia-mulia nasab adalah akhlak yang baik.
5. Tidak ada teman yang seperti akhlak yang baik, dan tidak ada harta warisan seperti adab.
6. Hendaklah engkau ridha akan perlakuan orang-orang terhadapmu sama seperti engkau ridha atas perlakuanmu terhadap mereka.
7. Adab adalah pusaka yang terbaik.
8. Jika engkau menyukai akhlak yang mulia, maka hendaklah engkau menjauhi segala hal yang haram.
9. Tidak adanya adab adalah sebab segala kejahatan.
10. Perjalanan adalah ukuran akhlak.
11. Kasihanilah orang-orang fakir yang sedikit kesabarannya, kasihanilah orang-orang kaya yang sedikit syukurnya, dan kasihanilah semua karena lamanya kelalaian mereka.
12. Kemuliaan keturunan yang paling tinggi adalah akhlak yang baik.
13. Ketakwaan adalah akhlak yang utama.
14. Akhlak yang baik adalah sebaik-baik teman.
15. Kalau segala sesuatu harus dipisah-pisahkan, maka dusta tetap bersama takut, kejujuran bersama keberanian, santai bersama keputusasaan, kelelahan bersama kerakusan, penolakan bersama ketamakan, dan kehinaan bersama utang.
16. Hendaklah kalian menjaga adab. Sebab, jika kalian raja, pasti kalian akan melebihi raja-raja yang lain; jika kalian penengah, pasti kalian akan dapat mengatasi (yang lain); dan jika kehidupan kalian miskin, pasti kalian akan dapat hidup (terhormat) dengan adab kalian.
17. Pilihlah untuk diri kalian, dari setiap kebiasaan, yang paling bagusnya, karena sesungguhnya kebaikan merupakan kebiasaan.
18. Semulia-mulia raja adalah yang tidak dicampuri kesombongan dan tidak menyimpang dari kebenaran. Sekaya-kaya orang adalah yang tidak tertawan oleh ketamakan. Sebaik-baik kawan adalah yang tidak menyulitkan kawan-kawannya. Dan sebaik-baik akhlak yang paling dapat membantunya dalam ketakwaan dan ke-wara `-an (kehati-hatian dalam beragama).
19. Seseorang tidak akan menjadi mulia sehingga dia tidak peduli dengan pakaian yang mana saja dia muncul (di tengah-tengah masyarakatnya).
20. Adab adalah pakaian yang senantiasa baru.

Minggu, 04 April 2010

kesehatan batin anak-anak

Serangan keji pasukan Zionis Israel selama 22 hari ke Jalur Gaza, menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak Gaza yang mungkin akan terbawa sepanjang hayat mereka. Mereka bukan cuma mendengar bunyi deru pesawat tempur dan ledakan bom yang menakutkan, tapi juga menyaksikan bagaimana rumah mereka hancur dan melihat sendiri ayah, ibu dan saudara-saudara mereka meninggal dengan kondisi menyedihkan.

Mengobati luka psikologis anak-anak Gaza adalah tugas berat selain tugas membangun kembali wilayah Gaza. "Anak-anak banyak yang menemukan kesulitan untuk kembali melakukan aktivitas rutinnya," kata Dr. Rawya al-Burno, seorang konsultan psikiatri di Gaza.

Ia mengatakan, kerusakan yang terjadi di Gaza akibat serangan Israel tidak terhitung besarnya secara materi. Apalagi kerusakan psikologi yang dialami anak-anak, butuh waktu yang sangat panjang untuk memulihkannya. Anak-anak di Gaza, kata Dr. Rawya, mengalami trauma psikologis akibat penderitaan yang mereka alami, perasaan kehilangan rasa aman, tidak bisa tidur, tidak bisa fokus, kehilangan nafsu makan dan tidak mau lepas dari jangkauan orangtua mereka.

"Tiga minggu pertama tahun baru, anak-anak Gaza tidak bisa lelap tidur akibat bunyi ledakan-ledakan dan sekarang sulit bagi mereka untuk kembali menjalani kehidupan yang normal. Banyak anak-anak yang jadi berperilaku "berlebihan" misalnya, mereka jadi suka ngompol," papar Dr. Rawya.

Meski saat ini sudah banyak anak-anak Gaza yang kembali ke bangku sekolah, sekolah-sekolah UNRWA menyiapkan diri untuk menghadapi anak-anak yang mengalami trauma psikologis. UNRWA membuat beberap program untuk sedikit demi sedikit mengikis rasa takut yang menghinggapi anak-anak. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah, meminta para siswa menulis surat untuk semua anak-anak di dunia.

Salah seorang anak dalam suratnya menulis,"Nama saya Aseel dan saya berumur 8 tahun. Saya punya hak untuk hidup, untuk belajar dan bermain, tapi orang-orang Israel merampas itu semua dari saya."

Aseel mengakui, menulis surat bisa membantu meringankan perasaannya. Ia menulis surat itu untuk anak seusianya yang tidak mengalami perang seperti yang terjadi di Gaza. Aseel dengan kepolosan anak-anaknya bertanya,"Mengapa anak-anak lain bisa menikmati hidupnya, sedangkan kami tidak?"

Selain menulis surat, guru-guru di sekolah juga mengajak siswa-siswanya untuk menggambar sebagai media untuk mengungkapkan pengalaman dan perasaan batin mereka. Aktivitas lainnya adalah membuat forum diskusi dan berbagi pengalaman selama perang terjadi dengan teman-teman sekelas serta membuat drama kecil dimana anak-anak bisa menunjukkan perasaan dan situasi yang membuat mereka ketakutan.

Menurut Dr. Rawya, membuat drama psikologis seperti diatas adalah satu satu cara tercepat untuk mengatasi tingkat stress pasca trauma yang dialami anak-anak. Karena dalam drama itu, jelas Dr, Rawya, anak-anak bisa memainkan kembali situasi perang di ruang yang aman dan mereka bisa menyingkirkan dengan cepat bahkan menaklukan rasa takut mereka terhadap peristiwa yang baru saja mereka alami.

Bendaharawan Pribadi Rasulullah saw

Bilal r.a. adalah sahabat kepercayaan Rasulullah saw yang bertugas mengurus keuangannya. Apabila datang seseorang kepada beliau dalam keadaan lapar, beliau akan menyuruh Bilal r.a untuk melayani keperluan orang tersebut karena Rasulullah saw tidak pernah menyimpan sesuatu untuk diberikan. Selanjutnya, Bilal r.a akan mencari pinjaman demi melaksanakan tugas Rasulullah tersebut.

Suatu hari seorang musyrik mendatangi Bilal r.a. Ia mengetahui bahwa Bilal r.a selalu mencari pinjaman untuk memenuhi perintah Rasulullah saw. Kemudian ia menyusun tipu daya agar Bilal r.a tunduk menjadi budaknya.

Ia pun menawarkan bantuan yang sebenarnya adalah tipu muslihatnya kepada Bilal r.a, "Ketahuilah bahwa aku adalah orang yang paling banyak harta bendanya. Jika kamu menghendaki pinjaman, datanglah kepadaku. Dengan senang hati, aku akan membantumu."

Mengingat bahwa tidak semua orang senang diutangi, Bilal r.a pun menerima tawaran tersebut seraya berkata, "Ini adalah tawaran terbaik yang pernah saya terima." Sejak saat itu, Bilal r.a. selalu meminjam uang kepada orang musyrik tersebut untuk memenuhi keperluan orang-orang yang Rasulullah saw kehendaki.

Menjelang jatuh tempo, orang musyrik itu bersama centeng-centengnya mendatangi Bilal r.a. yang sedang berwudu sebelum mengumandangkan azan di masjid.

Orang itu menghardiknya, "Hai Habsyi! Waktumu tinggal empat hari lagi! Jika kamu belum melunasi pinjamanmu kepadaku hingga akhir bulan ini, kamu akan kembali menjadi hamba sahaya yang menggembalakan kambing-kambingku!" ancamnya.

Tawaran yang menyenangkan dahulu menjadi ancaman yang menakutkan bagi Bilal r.a. Ia khawatir kebebasan menjalani ibadah kepada Allah SWT akan kembali terpasung.

Kemudian seusai shalat Bilal r.a mengemukakan permasalahannya kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah. Kita memiliki pinjaman yang akan jatuh tempo empat hari lagi. Jika aku tidak sanggup membayarnya, ia akan menjadikanku sebagai budaknya. Padahal, engkau dan aku tidak memiliki apa pun untuk membayarnya. Oleh karena itu, izinkan aku untuk mencari pengganti utang-utang tersebut."

Setelah berkata demikian, Bilal r.a pun pulang ke rumah dan mempersiapkan pedang, perisai, sepatu, dan perbekalan. Ia belum tahu akan ke mana kakinya membawa pergi.

Menjelang keberangkatannya, seorang utusan Rasulullah saw datang berlari menemuinya. Ia berkata, "Hai Bilal! Cepatlah datang menemui Rasulullah!"

Dengan segera, Bilal r.a pun mendatangi Rasulullah saw. Bilal r.a bahagia dengan apa yang dilihatnya. Empat ekor unta bersama muatannya duduk di hadapan Rasulullah saw.

Melihat kedatangan Bilal r.a, Rasulullah saw bersabda, "Wahai Bilal! Berita gembira datang untukmu. Allah telah memberikan ini semua untuk melunasi utang-utangmu. Barang-barang ini telah dikirim sebagai hadiah dari ketua kaum Fida' (penjamin utang)!"

Alhamdulillah, Bilal r.a mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas pertolongan-Nya, akhirnya ia terbebas dari utang.

Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa

Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah Vienna's Narrenturm yang dibangun pada tahun 1784. Benarkah klaim peradaban Barat itu?

Klaim itu tentu sangat tak berdasar. Sebab, jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut Syed Ibrahim B PhD dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times", mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.

Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.

Mari kita bandingkan dengan Inggris. Negara terkemuka di Eropa itu baru membuka rumah sakit jiwa pada t1831 M. Rumah sakit jiwa pertama di negeri Ratu Elizabeth itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwell sebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwa setelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelah itu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.

Lalu bagaimana peradaban Islam mulai mengembangkan pengobatan kesehatan jiwa? Menurut Syed Ibrahim, berbeda dengan para dokter Kristen di abad pertengahan yang mendasarkan sakit jiwa pada penjelasan yang takhayul, dokter Muslim justru lebih bersifat rasional.

Para dokter Muslim mengkaji justru melakukan kajian klinis terhadap pasien-pasien yang menderita sakit jiwa. Tak heran jika para dokter Muslim berhasil mencapai kemajuan yang signifikan dalam bidang ini. Mereka berhasil menemukan psikiatri dan pengobatannya berupa psikoterapi dan pembinaa moral bagi penderita sakit jiwa.

''Selain itu, para dokter dan psikolog Muslim juga mampu menemukan bentuk pengobatan modern bagi penderita sakit jiwa seperti, mandi pengbatan dengan obat, musik terapi dan terapi jabatan,'' papar Syed Ibrahim.

Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan keseharan spritual dan kesehatan psikologi.

Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.

Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.

Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Menurut dia, depresi bisa disebabkan alasan yang diketahui, seperti mengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secara psikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang tak diketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisa disembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.

Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.

Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.

Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim legendaris al-Razi juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.

Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran.

Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar juga telah berhasil mengungkap penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atau Averroes ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanya penyakit Parkinson?s.

Sejarawan Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakin bahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulis Elements of Psychophysics pada tahun 1860 M. Begitulah, kedokteran dan psikologi Islam mengembangkan pengobatan penyakit jiwa. heri ruslan


Utang Budi Kedokteran Modern

Kontribusi umat Islam bagi peradaban manusia adalah fakta yang tak terbantahkan. Para sejarawan sains Barat dalam sebuah konferensi mengakui bahwa dunia kedokteran modern berutang begitu banyak terhadap para ilmuwan Muslim di era keemasan Islam. Betapa tidak, dokter Muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis dan penyembuhan beragam penyakit.

Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di Oxford mengungkapkan, Islam adalah peradaban pertama yang memiliki rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M. ''Rumah sakit yang berdiri di Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun beberapa abad setelahnya,'' papar Savage-Smith seperti dikutip Independent.

Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit (RS) Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah menerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.

''Peradaban Islam pada abad ke-10 M untuk pertama kalinya memperkenalkan sistem pendidikan kedokteran secara langsung di rumah sakit,'' papar Savage-Smith. Ia pun mengagumi Islam yang mengajarkan umatnya untuk merawat seluruh jenis penyakit tanpa memandang status ekonomi pasiennya.

Menurut dia, rumah sakit Islam pada era kejayaannya terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan, warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu, kata Savage-Smith, rumah sakit memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah penyembuhan bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit atau kecelakaan.

Selain itu, ungkap Savage-Smith, peradaban Islam juga sudah memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat sebagai yang pertama mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada era keemasan Islam juga berfungsi sebagai tempat perawatan para manusia lanjut usia (manula) yang keluarganya kurang beruntung.

Smith-Savage menuturkan, para dokter Muslim menguasai dunia kedokteran berkat upaya penerjemahan terhadap karya-karya kedokteran Yunani klasik. Tak cuma menerjemahkan, namun para dokter Muslim pun mengembangkan, menemukan serta menulis buku-buku kedokteran.

Para dokter Muslim pun berhasil menemukan sejumlah penyakit, cara pengobatan hingga penyembuhannya. Menurut Smith-Savage, dokter Muslim telah mampu menjelaskan beragam jenis penyakit infeksi seperti cacar air. Selain itu, kedokteran Islam juga menemukan penyakit yang sebelumnya tak diketahui manusia, seperti kataraks. Bahkan, kedokteran Islam juga telah berhasil melakukan operasi atau bedah.

Peradaban Barat pun belajar dan mengembangkan hasil penemuan dan penelitian di bidang kedokteran. Tanpa kontribusi kedokteran Islam, boleh jadi dunia Barat tak akan menguasai ilmu kedokteran seperti saat ini. hri/taq
Comments

Sabtu, 03 April 2010

Kesehatan Mental

Menurut Hasan Langgulung, kesehatan mental dapat disimpulkan sebagai “akhlak yang mulia”. Oleh sebab itu, kesehatan mental didefinisikan sebagai “keadaan jiwa yang menyebabkan merasa rela (ikhlas) dan tentram ketika ia melakukan akhlak yang mulia.

Didalam buku Yahya Jaya menjelaskan bahwa kesehatan mental menurut islam yaitu, identik dengan ibadah atau pengenbangan potensi diri yang dimiliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah dan agama-Nya untuk mendapatkan Al-nafs Al-muthmainnah (jiwa yang tenang dan bahagia) dengan kesempurnaan iman dalam hidupnya.

Sedangkan dalam bukunya Abdul Mujib dan Yusuf Mudzkir kesehatan menurut islam yang dkutip dari Musthafa fahmi, menemukan dua pola dalam mendefenisikan kesehatan mental:
a. Pola negatif (salaby), bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari neurosis (al-amhradh al-’ashabiyah) dan psikosis (al-amhradh al-dzihaniyah).
b. Pola positif (ijabiy), bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosial.

Di dalam Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran islam banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam kesehatan mental.

Ayat-ayat tersebut adalah:
a. ayat tentang kebahagiaan
Q.S. Ali-imran:104
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyeru kepada yang makruf dan mencegah kepada yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang menang”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menjanjikan kemenangan kepada orang-orang yang mengajak kepada kebaikan,menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kapada yang mungkar. Keimanan,katqwaan,amal saleh,berbuat yang makruf, dan menjauhi perbuatan keji dan mungkar faktor yang penting dalam usaha pembinaan kesehatan mental.

b. ayat tentang ketenangan jiwa.
Q.S. Al-Fath:4
“Allah lah yang telah menurunkan ketenangan jiwa ke dalam hati orang-orang mukmin, supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan yang sudah ada.

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah mensifati diriNya bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa ke dalam hati orang yang beriman.
Bookmark and Share

Jumat, 02 April 2010

111 WASIAT RASULIJLLAH SAW 37 KEPERIBADIAN YANG SEMPURNA

111 WASIAT RASULIJLLAH SAW
37 KEPERIBADIAN YANG SEMPURNA
=================================

WAHAI ukhti Muslimah! Sesungguhnya yang disebut dengan mukminah sempurna itu
adalah orang yang selalu sibuk mengingat Allah dan sibuk pula dalam mendatangi
hak-hak Allah. Orang yang semacam ini sangat sedikit kita temui didunia ini.
Apalagi kalau kita mahu benar-benar memperhatikan ayat-ayat Al Qur’an, ternyata
banyak sekali yang kita jumpai manusia yang lupa kepada Allah, sesat, fasik dan
melampaui batas. Sebagaimana firman Allah:

“Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.”
(A1-Madinah: 66)

“Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(Al-Hadid: 16).

“Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh sungguh melampaui batas
dalam berbuat kerusakan di mu/ca bumi.”
(Al-Maidah: 32).

Masih banyak lagi ayat-ayat yang lain menjelaskan tentang hal itu. Dalam sebuah
hadis qudsi Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah berfirman pada han kiamat: “Hai Adam, bangunlah, siapkanlah
seratus sembilan puluh sembilan keturunanmu untuk ditempatkan ke dalam neraka,
dan satu diantara mereka itu akan ditempatkan ke dalam syurga. (Keika
Rasulullah SAW menerirna firman Allah ini kemudian menyampaikannya kepada para
sahabat), Rasulullah menangis terisak-isak, demikian pula para sahabat lainnya,
lalu beliau bersabda: “Angkatlah kepala kamu semua. Demi Tuhan yang menguasai
jiwaku. (jika dibandingkan) dengan umat-umat Nabi yang lain, maka umatku
bagaikan sehelai bulu putih (yang terda pat) pada kulit lembu jantan yang
berbulu hitarn.”
(HR. Tabrani).

Wahai ukhti MusIimah Dalam hadis tersebut ada diterangkan bahawa nanti pada han
kiamat Allah akan memanggil Nabi Adam untuk memerintahkan sesuatu kepadanya,
maka segera Nabi Adam memenuhi panggiIan itu kerana untuk mentaati-Nya. Allah
SWT memerintahkan kepada Nabi Adam untuk mengumpulkan seluruh anak cucu
keturunannya untuk mengadakan perhitungan. Ternyata dan seribu orang jumlah
anak cucu turunan Nabi Adam itu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang
dimasukkan ke dalam neraka, cuma satu orang sahaja yang dimasukkan ke dalam
syurga.

Dengan memperhatikan keadaan hidup manusia pada saat sekarang mi, maka perkara
ini tidak menghairankan bagi kita akan terjadi, kerana yang kita saksikan pada
saat sekarang, terlalu banyaknya orang yang kafir terhadap perintah Allah,
orang-orang yang musyrik, munafik, bahkan sampai tidak berTuhan yang hanya
menghiasi hidupnya didunia ini dengan kemaksiatan.

Disamping itu ada pula orang-orang yang mengaku dirinya muslim atau muslimah
(beragama Islam), akan tetapi perbuatannya seharian tergolong kepada
orang-orang yang fasiq dan munafik dan semata-mata mengikuti hawa nafsunya,
demi mengikuti arus kehidupan dunia sehingga melanggar batas-batas atau
garis-garis yang telah ditentukan oleh agama. Maka mereka-mereka ini juga akan
termasuk ke dalam golongan anak cucu Nabi Adam yang malang itu.

Diantara mereka-mereka yang masuk ke dalam neraka itu sesuai dengan kemaksiatan
atau dosa yang dilakukannya. Ada yang kekal selama-lamanya, akan tetapi ada
juga yang masuknya cuma sementara. Bagi yang masuk neraka cuma sementara itu,
Allah akan mengeluarkan mereka kembali untuk dimasukkan ke dalam syurga.

Wahai ukhti Muslimah! Hadis di atas tadi juga menjelaskan kepada kita, bahawa
ketika Nabi Muhammad SAW menerima berita tentang sedikitnya orang-orang yang
akan dimasukkan ke dalam syurga, beliau merasa sedih dan menangis, sedangkan
para sahabat yang mendengar berita itu merasa cemas dan takut kalau-kalau
mereka termasuk golongan yang banyak masuk ke dalam neraka maka merekapun ikut
serta menangis pula.

Setelah menyaksikan tangisan para sahabat itu, Rasulullah SAW kembali untuk
menghibur mereka dan menyampaikan khabar gembira tentang kurnia yang diberikan
Tuhan kepada umat beliau. Rasulullah SAW memerintahkan kepada mereka untuk
mengangkat muka dan berhenti dan menangis. Pada waktu itu juga, Rasulullah SAW
menyampaikan berita bahawa banyak diantara golongan umat Muhammad yang akan
mendapat hidayah dan Tuhan dan memasukkannya ke dalam golongan yang sedikit.

Kiasan Rasulullah dengan sehelai bulu putih yang ada pada kulit lembu yang
berbulu hitam itu memang sedikit, sebab yang benar-benar menjadi umat Nabi
Muhammad SAW di atas muka bumi ini memang sedikit jika dibandingkan dengan
umat-umat yang sesat, sekalipun mereka itu mengatakan bahawa mereka juga umat
Muhammad. Selain jumlahnya sedikit, umat Nabi Muhammad itu adalah umat yang
sebaik-baik umat menurut Al Qur’an. Justeru itu, wajiblah bagi kita sebagai
umat yang baik ini, terus berusaha sekuat tenaga untuk tetap mempertahankan
kedudukan mulia yang telah dikurniakan oleh Allah kepada kita.